Kamis, 26 November 2015

Job Fair

JOB FAIR 2015 akan di gelar kembali pada tanggal 8-9 DESEMBER 2015 THAMRIN CITY Jakarta Pusat  JOB FAIR 2015 terlaksana atas kerja sama Suku Dinas Tenaga Kerja  dengan Transmigrasi Kota Administratisi Jakarta Pusat
Kesempatan kamu untuk bisa melamar kerja sebanyak-banyaknya di perusahaan-perusahaan BUMN dan Terkemukan dan Favorit pada: - See more at: http://katalogpromosi.com/event/bursa-kerja/jakarta-spectacular-job-fair-2015-job-for-career-di-istora-senayan-jakarta#sthash.AjwnCipi.dpuf
Kesempatan kamu untuk bisa melamar kerja sebanyak-banyaknya di perusahaan-perusahaan BUMN dan Terkemukan dan Favorit pada: - See more at: http://katalogpromosi.com/event/bursa-kerja/jakarta-spectacular-job-fair-2015-job-for-career-di-istora-senayan-jakarta#sthash.AjwnCipi.dpuf
Kesempatan kamu untuk bisa melamar kerja sebanyak-banyaknya di perusahaan-perusahaan BUMN dan Terkemukan dan Favorit pada: - See more at: http://katalogpromosi.com/event/bursa-kerja/jakarta-spectacular-job-fair-2015-job-for-career-di-istora-senayan-jakarta#sthash.AjwnCipi.dpuf

Sabtu, 25 April 2015

Kanker payudara dan serviks tertinggi di indonesia

Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemkes) mencatat dari sekian banyak kanker yang menyerang penduduk Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) tertingi kasusnya di seluruh Rumah Sakit (RS).

Berdasarkan Sistem Informasi RS (SIRS), jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%) dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%).

Baru disusul kanker leukimia sebanyak 4.342 orang (10,4%, lymphoma 3.486 orang (8,3%) dan kanker paru 3.244 orang (7,8%). Sementara berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia sendiri sudah mencapai 1,4 per 1000 penduduk, dan merupakan penyebab kematian nomor tujuh.

Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemkes, dr Ekowati Rahajeng, mengungkapkan permasalahan kanker di Indonesia tidak jauh berbeda dengan negara berkembang lainnya, yaitu sumber dan prioritas penanganannya terbatas. Penanganan penyakit kanker di Indonesia menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan hampir 70% penderita ditemukan dalam keadaan sudah stadium lanjut.

Di antaranya masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker. Ini terkait dengan umumnya orang mempercayai mitos. Misalnya, bahwa kanker tidak dapat dideteksi, tidak bisa dicegah dan disembuhkan.

"Pada kenyataannya dengan perkembangan teknologi saat ini kanker bisa dideteksi dini. Kanker juga bisa dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhkan faktor risiko terkena kanker," kata Ekowati dalam temu media tentang Hari Kanker Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 4 Februari, di Jakarta, Selasa (4/2).

Secara nasional, tema Hari Kanker Sedunia tahun 2014 mengangkat soal mitos yang menjadi salah satu kendala penanganan kanker di Indonesia.

Padahal, menurut Ekowati , lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah. Bahkan beberapa jenis yang paling umum, seperti kanker payudara, kolerektal, dan leher rahim dapat disembuhkan jika terdeteksi dini.
Bahkan kanker tidak harus menjadi genetik murni karena bisa dicegah apabila menghindari faktor risikonya, seperti terpapar asap rokok, diet rendah serat, paparan sinar ultraviolet, dan berhubungan seksual yang tidak sehat.

Kendala lainnya, kata Ekowati, yaitu belum ada program deteksi dini massal yang terorganisir secara maksimal. Saat ini capaian deteksi dini kanker, khusus leher rahim dan payudara masih jauh dari harapan.

Dari seluruh penduduk berusia 30 sampai 50 tahun yang berisiko tinggi sebanyak 36,7 juta lebih, yang  mendapatkan deteksi dini baru 1,75% atau 644.951 jiwa. Padahal target pemerintah adalah 80%.

"Kalau tidak bahu membahu susah tercapai. Karena banyak faktor kendala, meskipun Kemkes sendiri sudah menyediakan deteksi dini baik itu melalui metode IVA, cryo, dan suspect leher rahim di seluruh puskesmas di daerah," katanya.

Di samping itu, keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pengobatan yang berkualitas karena masalah ekonomi dan transportasi juga menjadi kendala. Namun, kini masyarakat tidak perlu khawatir kerena adanya

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) semua pemeriksaan dan pengobatan kanker di fasilitas kesehatan dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Khusus deteksi dini payudara dan serviks sudah dijamin dalam program JKN. Bahkan Perpres 69/2013 menjamin bahwa pemeriksaan dan cryo terapi ditamggung dengan nilai sekitrar Rp150, dan IVA sebesar Rp25.000 per orang," katanya.

Yang belum dikaver adalah perawatan paliatif untuk pasien yang hidup dengan kanker. Selain rasa sakit luar biasa sebagai efek dar terapi, biaya yang dikeluarkan sangat mahal. Namun, Kemkes sedang mengupayakan agar paliatif masuk dalam JKN.

Selain itu, faktor sosial kultur masyarakat yang tidak menunjang, seperti percaya pada pengobatan alternatif, tradisional atau dukun juga menjadi kendala.

Sementara Ketua Umum Perhimpunan Onkolog Indonesia (POI), Drajat Suardi, mengatakan penyakit kanker di Indonesia masih seperti fenomen gunung es. Hanya sedikit kasus yang terungkap, tetapi kondisi riilnya
jauh lebih besar dan tidak terjangkau.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005 memprediksikan kematian akibat kanker sebanyak 7 juta jiwa di dunia. Sedangkan kasus baru sebanyak 11 juta, dan yang masih hidup dengan kanker sebanyak 25
juta orang.

Tetapi pada tahun 2030, jumlah ini akan meningkat drastis. Kematian meningkat tiga kali lipat, yaitu 17 juta orang, kasus baru menjadi 27 juta orang, dan yang hidup dengan kanker naik 75 juta orang. 

Sementara di Indonesia, orang yang meninggal karena kanker meningkat 200% dan yang hidup dengan kanker 300%. Sementara 70% negara di dunia adalah negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Oleh karena itu kita perlu langkah antisipasi sekarang, supaya prediksi ini tidak terjadi. Salah satu pijakan untuk kita bergerak adalah registrasi kanker," katanya.

Sayangnya, kata Drajat, data kanker di Indonesia masih sebatas di rumah sakit, belum pendataan berbasis komunitas atau langsung di masyarakat. Meskipun butuh waktu panjang, registrasi berbasis komunitas ini penting mengetahui kasus riil di masyarakat guna prediksi ke depan dan bentuk penanganannya.

Untuk penanganan kanker di Indonesia, Ekowati menambahkan, diprioritaskan pada jenis yang tertinggi. Kegiatan penemuan kasus kanker terutama dilakukan melalui deteksi dini pada stadium awal, sehingga lebih cepat diobati dan peluang sembuh lebih besar.

Sedangkan skrining ditujukan kepada orang ytang asimptomatik (tidak bergejala), sehingga dapat diobati sebelum menjadi kanker. Contohnya, kanker serviks dilakukan skrining dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk menemukan lesi prakanker.

Program ini, lanjut Ekowati, disertai dengan penemuan dan tatalaksana kanker serta program paliatif kanker guna meningkatkan kualitas hidup, juga memperpanjang umur harapan hidup penderita stadium lanjut.

Untuk deteksi dini kanker serviks dan payudara dilakukan melalui pemeriksaan IVA dan Clinical Breast Examination (CBE). Sampai saat ini sudah terlaksana di 32 provinsi, 207 kabupaten, dan 717 puskesmas.

Kemkes juga menciptakan pelatih yang akan melatih tenaga puskesmas untuk siap melakukan deteksi dini. Saat ini sebanyak 184 pelatih yang disiapkan.
"Tahun ini kita akan mempercepat pelatihan, sehingga semua tenaga puskesmas terlatih dan siap melakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara secara massal. Karena wanita usia 30 sampai 50 tahun setidaknya dalam 5 tahun sekali perlu melakukan deteksi dini untuk kedua kanker tersebut," katanya.

Dina Manafe/FEB
Suara Pembaruan
http://www.beritasatu.com/kesehatan/164592-di-indonesia-kasus-kanker-payudara-dan-serviks-tertinggi.html

Asuransi kanker Smile ladies

Salah satu kodrat wanita yang mulia yang tak bisa digantikan oleh pria adalah melahirkan. Namun pada saat melahirkan wanita akan dihadapkan pada kondisi antara hidup dan mati. Demikian pula wanita juga punya resiko dihadapkan pada masalah kelainan pada saat melahirkan, misalnya harus dioperasi caesar.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan rata-rata angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. Walau beberapa pihak masih ada yang menolak pada hasil survei ini, namun dapat disimpulkan bila perlindungan terhadap risiko melahirkan sangat diperlukan.

Asuransi Kesehatan Kanker Serviks
Resiko berikutnya yang khusus dihadapi wanita adalah kanker serviks. Beberapa penelitian membuktikan bahwa wanita lebih rentan terkena penyakit kritis. Data dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) tahun 2013 menyebutkan bahwa perempuan Indonesia rentan untuk terserang 44 penyakit kritis, seperti kanker serviks, kanker payudara, jantung dan stroke.

Dari berbagai penyakit kritis tersebut, penyakit kanker serviks atau kanker kandungan adalah yang paling banyak diderita dan paling mematikan. Data YKI tersebut menyebutkan tiap hari ada 40 wanita Indonesia yang terkena kanker serviks.

Dalam konferensi 'An Update On Comprehensive Cardiovascular and Cancer Health Care Delivery Service', pernah diungkap jika dalam persentase kanker serviks stadium 3A, Indonesia memiliki jumlah persentase 78 persen dibandingkan Jerman yang hanya 8 persen dari jumlah total penderita kanker serviks secara keseluruhan dari stadium 1A hingga 4B.

Maka tidak salah bila pemerintah melalui Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2013 tentang Asuransi Pelayanan Kesehatan Nasional, menempatkan kanker serviks menjadi prioritas ketiga setelah diabetes mellitus tipe dua dan hipertensi untuk mendapatkan asuransi dari pemerintah.

Kabar baiknya, beberapa perusahaan asuransi swasta pun saat ini membuat kebijakan penuh untuk memberi jaminan perlindungan serta pengobatan secara penuh kepada nasabahnya untuk berbagai penyakit kanker sejak awal terdeteksi sampai tingkat stadium tinggi.

Jadi, cek kembali bahwa perlindungan asuransi yang akan dan telah Anda miliki, mencakup perlindungan untuk risiko penyakit kritis ini.

Perlindungan kanker payudara

Kanker payudara juga menjadi salah satu penyakit kritis yang mengkhawatirkan bagi wanita. Penyakit kritis ini bahkan menjadi pembunuh wanita nomor satu di Indonesia, karena satu dari delapan wanita Indonesia berisiko terkena kanker payudara.

Di tahun 2013, data Kementerian Kesehatan menyebutkan jika kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) tertinggi kasusnya. Jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap karena kanker payudara mencapai 12.014 orang dan kanker serviks sebanyak 5.349 orang.

Badan kesehatan dunia (WHO) juga mengungkapkan, sekitar 8-9 persen wanita akan mengalami kanker payudara. Hal itu menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Beberapa perusahaan asuransi memiliki perlindungan khusus yang mengcover perlindungan penyakit kanker payudara ini.Namun, ada pula yang tidak.

Demikianlah 3 (tiga) asuransi kesehatan khusus yang harus dimiliki oleh wanita. Semoga menjadi inspirasi  bagi para wanita bagi yang belum  menjadi nasabah asuransi.

Sinarmas MSIG life bekerjasama dengan RS singapura dan malaysia

Rumah Sakit dan Pusat Medis Singapura

Standar dari praktik kedokteran di Singapura meraih peringkat sebagai salah satu yang terbaik di dunia, dengan perawatan dan layanan medis yang berada di tingkat unggulan. Rumah sakit swasta Singapura memiliki reputasi internasional atas standarnya yang tanpa cela, disertai dengan fasilitas medis yang canggih/terdepan.

Singapura memiliki 13 rumah sakit dan 3 pusat medis yang telah mendapatkan akreditasi dari Komisi Gabungan Internasional (Joint Commission International/JCI). Beberapa prosedur medis yang paling sering dicari oleh pasien asing adalah (prosedur) kardiologi, ortopedi, perawatan kesuburan, perawatan kanker, kedokteran gigi, bedah plastik dan kosmetik, (paket) skrining kesehatan eksekutif, dan masih banyak lagi.

Belajar dari olga masyarakat perlu asuransi kesehatan

DI dalam kehidupan ini setiap orang pasti mengalami sakit dan meninggal dunia. Kapan sakitnya dan kapan meninggalnya kita semua tidak ada yang tahu karena semua adalah misteri kehidupan yang suka atau tidak suka harus dijalani.

Seperti halnya Olga Syahputra yang meninggal dunia beberapa waktu yang lalu di usianya yang terbilang muda karena sakit meningitis yang dideritanya. Padahal sebelum masuk rumah sakit, sosok komedian ini bertahun-tahun mengibur kita dan selalu terlihat ceria seperti tanpa ada beban penyakit. Namun akhirnya harus menghabiskan banyak waktunya di RS Mount Elizabeth, Singapura sejak bulan Mei 2014 atau sekitar 10 bulan lamanya.

Selama 10 bulan menjalani perawatan di rumah sakit tentu biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Berdasarkan informasi di laman situs resmi RS Mount Elizabeth, rumah sakit itu memiliki banyak pilihan jenis kamar rawat inap dengan harga yang berfariasi, mulai dari SGD 276 atau sekitar Rp 2,7 juta perhari hingga Rp 90 juta perhari. Sedangkan biaya perawatan, diluar harga kamar, perhari di Mount Elizabeth paling murah adalah SGD 167 atau sekitar Rp 1,6 juta.

Dapat dibayangkan berapa besar biaya yang dikeluarkan Olga Syahputra selama di rawat di RS Mount Elizabeth? Tentu mencapai miliaran rupiah, apalagi Olga harus menjalani berbagai prosedur perawatan serta harus menebus obat-obatan yang pastinya tidak murah.

Beruntunglah Olga Syahputra semasa hidupnya telah berhasil mengumpulkan pundi-pundi sehingga untuk biaya perawatan selama 10 bulan di Singapura tidak menjadi kendala berarti kendati harus menjual aset dan berbagai benda berharga miliknya.

Belajar dari Olga, ternyata penyakit itu tidak mengenal batas usia dan status sosial seseorang, dan bagaimanapun juga kesehatan adalah segala-galanya. Seperti kata pepatah Sedia Payung Sebelum Hujan, maka sangatlah penting bagi kita untuk memiliki asuransi kesehatan, baik yang disediakan oleh BPJS Kesehatan maupun perusahaan asuransi jiwa lainnya yang banyak terdapat di Indonesia selagi kita masih dalam kondisi sehat, karena bila sudah sakit maka perusahaan asuransi tidak mau mengcover kita.

Biaya rumah sakit yang tinggi sering sekali menjadi resiko finansial yang menghantui karena dapat menguras tabungan dan harta benda bila kita tidak siap menghadapinya. Kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan sudah mulai tumbuh seiring dengan program kesehatan yang diluncurkan oleh pemerintah dan juga berkat peran serta puluhan ribu agen asuransi jiwa yang tersebar di seluruh nusantara.

Sumber : http://ekbis.rmol.co/read/2015/04/05/198050/Belajar-dari-Olga,-Masyarakat-Perlu-Asuransi-Kesehatan-

Biaya perawatan olga saputra di RS singapura

Selama ini kabar mengenai Olga dirawat di Singapura tidak terlalu banyak diketahui, termasuk sejak kapan artis serba bisa itu dirawat di Mount Elizabeth Hospital, Singapore. Namun jika ditelusuri dari berbagai sumber, mulai dari berita di internet ataupun infotainment di televisi, kemungkinan Olga mulai melakukan perawatan di Singapura sejak bulan Mei 2014. Pada artikel ini saya akan coba analisa perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh almarhum Olga dan keluarganya, dengan referensi tarif kamar dan ICU yang saya peroleh dari situs Mount Elizabeth Hospital.

Di rumah sakit Mount Elizabeth yang berlokasi di Orchard ada beberapa jenis kamar perawatan. Dan untuk jenis kamar dengan tarif paling murah adalah jenis Four-Bedded dengan tarif S$276 per malam, atau 

Jika dikonversi kedalam rupiah menjadi  Rp. 2,6 jutaan (Rp. 9.520, rate per tanggal 30 Maret 2015). Diatas itu ada juga jenis kamar Two-Bedded (S$ 340), Single (S$640), Executive Deluxe Suite Room (S$ 1.068). 

Sementara untuk kelas termahal adalah Royal Suite(Entire Lounge) dengan daily rate S$ 9.298)

Selain kamar perawatan, di situs Mount Elizabeth Hospital juga terdapat tarif untuk ruang Intensive Care Unit (ICU). Untuk kamar ini, harga yang dipasang adalah sebesar S$ 799 atau setara dengan 7,6 jutaan rupiah per hari. Apabila pasien harus dirawat di ruang high dependency unit (HDU), besaran biaya per hari yang harus dikeluarkan sebesar S$ 683 atau setara dengan 6,5 jutaan rupiah per hari.

Dengan memperhitungkan estimasi waktu perawatan selama kurang lebih 331 hari (1 Mei 2014 – 27 Maret 2015) dan harga kamar, jika Olga dirawat dikamar yang paling murah (Four-Bedded), maka total biaya kamar yang harus dibayar sebesar 860 jutaan rupiah. Jika Olga dirawat dikamar Two-Bedded, maka total yang harus dibayar sebesar 1 Miliar rupiah. 

Sementara jika dirawat di kamar kelas Single, maka total biaya yang harus dikeluarkan sebesar 2 Miliar rupiah. Total biaya yang sangat mahal, dan itu belum termasuk biaya untuk obat-obatan, penanganan dokter spesialis, transportasi dan akomodasi untuk keluarga yang menemaninya selama di Singapura.

Belajar dari kejadian Olga, bagaimanapun, kesehatan adalah yang paling penting. Jagalah kesehatan kita sebaik-baiknya, karena sehat itu mahal. Dan bagi kita yang masih sehat, memiliki asuransi yang memberikan uang pertanggungan sampai miliaran dan bisa berfungsi sebagai proteksi penghasilan itu penting.

Aset bisa hilang karena biaya penyakit kritis..?/

Semua orang setuju bahwa kesehatan itu tak ternilai harganya. Ketika  kita jatuh sakit, seringkali kita baru  merasakan dan menyadari betapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan penyakit yang diderita.  
Hasil kerja keras kita selama ini dalam mengumpulkan uang terasa sia-sia hanya untuk membayar biaya rumah sakit. Tak jarang kita menyesalinya, apalagi bagi yang sudah berkeluarga.

Menurut Dr. Ulfana Said Umar, Wakil Sekretaris Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), rata-rata biaya pengobatan untuk penyakit kritis (kanker) yaitu antara Rp. 102-106 juta / bulan. Untuk sampai ke diagnosis awal saja dibutuhkan dana sudah mencapai Rp. 10 juta, apabila kankernya bisa dioperasi minimal dibutuhkan Rp. 25-29 juta, lalu masih dibutuhkan radiasi dan komeoterapi dengan biaya Rp. 2-6 juta sekali terapi sebanyak rata-rata 6 kali terapi. 

Mahalnya biaya pengobatan membuat seseorang pasrah karena tidak punya jaminan kesehatan. 
Dr. Ulfana memberikan contoh dari 1.200 pasien leukemia atau kanker darah yang disantuni YKI hanya 10-15 persen saja yang ditanggung oleh Jamkesmas dan 20 persen oleh Askes. Sekitar 60-70% harus bayar sendiri.


Buat sebagian orang mungkin  sudah menyisihkan dana dari penghasilan untuk pos kesehatan, namun jika terkena penyakit kritis (Kanker, Jantung, Stroke, Diabetes, dll ) bisa jadi dana yang  dikumpulkan selama ini  tidak mencukupi dan kemungkinan terjadi adalah timbulnya hutang atau malah menjual aset. 
Sebenarnya ada cara yang lebih mudah yakni dengan membeli asuransi kesehatan. Kita sering meremehkan manfaat asuransi kesehatan dan segan untuk diproteksi. Sebagian orang bahkan beranggapan bahwa dirinya merasa masih muda dan sehat sehingga tidak membutuhkan asuransi, padahal pentingnya berasuransi adalah untuk memberikan perlindungan saat kita terkena risiko kesehatan yang tak terduga dan dapat terjadi kapan saja. 
 
Sudahkan Anda memiliki asuransi kesehatan yang mencukupi buat Anda dan keluarga tercinta...??

Rentan penyakit kritis wanita perlu asuransi

www.infobanknews.com
Mungkin sekarang kita merasa muda dan sehat, tetapi jangan lengah karena penyakit ini justru mulai menyerang di usia produktif 35-55 tahun. 

Siapa bilang hanya pria yang perlu perlindungan? Meskipun notabene-nya bukan kepala keluarga, namun semakin banyak wanita karir yang bekerja dan jadi tulang punggung keuangan keluarganya.

Tidak hanya itu, penelitian juga membuktikan bahwa wanita lebih rentan terkena penyakit kritis. Beberapa faktanya (Yayasan Peduli Kanker Serviks Indonesia Maret 2012):
·         
Tiap hari ada 40 wanita Indonesia yang terkena kanker serviks dan 20 diantaranya meninggal
        
1 dari 8 wanita Indonesia berisiko terkena kanker payudara. Kini kanker payudara menjadi pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.
Karena kita tidak bisa meramalkan dengan pasti kapan akan mengalami risiko tersebut, atau betulkah akan mengalami risiko tersebut, serta kerugian atau risiko yang mungkin terjadi, makanya kita juga harus mengantisipasi kerugian uang yang mungkin muncul akibat risiko itu.
 
Mungkin sekarang kita merasa muda dan sehat, tetapi jangan lengah karena penyakit ini justru mulai menyerang di usia produktif 35-55 tahun. Biaya pengobatannya juga tidaklah murah, untuk kanker serviks misalnya bisa mencapai lebih dari Rp400 juta.

Tips apa yang harus disiapkan wanita dari sekarang?
  1. Biasakan pola hidup sehat dan jaga kebersihan tubuh Anda
  2. Lakukan pemeriksaan secara rutin dan vaksinasi yang tepat
  3. Belilah polis asuransi dengan manfaat biaya pengobatan dan pertanggungan jiwa akibat penyakit kritis
  4. Work-life balance, maksudnya adalah imbangi pekerjaan dengan kualitas waktu bersama teman atau keluarga sehingga tidak mudah terkena stress, karena tentunya pikiran dapat memberi pengaruh buruk bagi kesehatan wanita.   (*)

Data penyakit kritis

Sudah bukan rahasia umum memang kalau penyakit jantung saat ini di Nobatkan  menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Menurut rilis yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), 
 
Penyakit jantung atau yang biasa dikenal dengan istilah kedokteran, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian manusia nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 30% atau sekitar 17 juta kasus dari seluruh kematian di dunia. 
Dari angka tersebut, diperkirakan 7,3 juta-nya disebabkan oleh penyakit jantung koroner.  Per April 2011 WHO memperkirakan, kematian akibat penyakit jantung, terutama jantung koroner di Indonesia mencapai 243.048 kasus, atau 17,05 persen dari total kematian di Indonesia.

Berbicara mengenai penyakit jantung, didapatkan fakta bahwa sepertinya pengidap penyakit jantung di Indonesia memang terus mengalami peningkatan tajam. Hal tersebut ditandai dengan jumlah pasien jantung di Indonesia yang semakin meningkat dari tahun-ketahun. 

Kementerian Kesehatan (Kemkes) juga mencatat, penyakit jantung merupakan salah satu kelompok penyakit tidak menular yang saat ini menjadi penyebab kematian tertinggi, dan menimbulkan beban ganda bagi masyarakat Indonesia.

Biaya pengobatan penyakit jantung memang tidak lah kecil, saat ini saja biaya perawatan jantung sudah meningkat 13% dari 5 tahun lalu. Penyakit seperti jantung ini bila dialami oleh masyarakat yang kurang mampu pasti akan sangat memberatkan ekonomi keluarga mereka. Maka dari itu, tidak heran bila sampai dengan sekarang penyakit jantung masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia.
Penyakit kritis adalah penyakit yang saat ini menjadi trend hal ini disebabkan karena pola hidup yang kurang sehat di era modern ini. Statistik baru yang dikeluarkan oleh American Association for Critical Illness Insurance, Penyakit Kritis merupakan resiko yang cukup tinggi dan ini akan sangat menguras biaya yang cukup tinggi, namun hal ini dapat diatasi dengan ASURANSI PENYAKIT KRITIS, dengan ASURANSI PENYAKIT KRITIS ini secara FINANCIAL akan terlindungi.

Menurut The National Critical Illness Risk Assessment Study, Semua orang cenderung akan mengalami penyakit kritis akibat pola hidup yang kurang sehat dan didukung dengan tingkat stress yang cukup tinggi sehingga akan memicu timbulnya beberapa penyakit. 
 
Disebutkan juga Seorang Pria yang berumur 25 tahun dan tidak merokok memiliki resiko 24% mengidap penyakit kritis seperti serangan jantung, kangker, stroke pada usia 65 tahun, dan ini akan meningkat menjadi sebesar 49% pada pria yang merokok.

Sedangkan untuk wanita yang tidak merokok adalah lebih rendah resikonya, akan tetapi bagi wanita yang merokok memiliki kesempatan menderita penyakit kritis 35%.

Sering kita tidak siap terhadap dampak dari penyakit kritis yang timbul khususnya terhadap financial, banyak orang mengalami kebangkrutan financial akibat penyakit kritis ini, kenapa? karena mereka akan kehilangan pekerjaan dan penghasilan sedangkan biaya pengobatan adalah sangat mahal.

Dari data diatas APAKAH ANDA MASIH MAU MENUNDA UNTUK BERASURANSI ? alangkah baiknya jika kita sejak dini sudah mempersiapkan biaya penyakit kritis seandainya penyakit kritis tersebut terjadi pada anda. Asuransi akan membayar anda pada saat pertama kali anda terdiagnosa terkena penyakit kritis, 

Minggu, 19 April 2015

Sakit kritis bisa berpotensi kebangkrutan?.

Sakit Kritis dikategorikan sebagai jenis penyakit yang mematikan dengan biaya pengobatan sangat mahal dan berpotensi besar atas hilangnya karir pekerjaan/ bisnis bahkan bisa mengakibatkan kebangkrutan  sedangkan Program Jaminan Kesehatan/ Asuransi Kesehatan yang telah tersedia memberikan plafon proteksi yang kurang memadai, mengingat biaya obat dan perawatan Rumah Sakit semakin hari semakin melambung.

Tahukah Anda berapa biaya yang harus Anda siapkan pada awal bulan saat anggota keluarga mengalami sakit kritis / Critical Illness ?

Data yang diambil dari beberapa rumah sakit di Jakarta menunjukkan bahwa berapapun saldo tabungan yang telah Anda kumpulkan dengan susah payah dalam hitungan bulan akan ludes, bila tidak cukup asset rumah/ mobil/tanah yang Anda miliki akan terjual, itupun jika tidak cukup maka hutang adalah pilihan terakhir yang tidak menyenangkan bagi kesehatan mental pasangan Anda, termasuk Anda.

Biaya Pengobatan Sakit Kritis
 
Stroke 200 Jt*
Stroke 500 Jt
Pasang Ring 150 Jt*
Paru-Paru 200 Jt
Serangan Jantung 270 Jt*
Kanker 500 Jt
Gagal Ginjal 80 Jt*


STROKE
Data Yayasan Stroke Indonesia (www.yastroki.or.id) angka kejadian stroke mencapai 63,52 per100.000 pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Secara kasar, setiap hari dua orang Indonesia terkena stroke.

KANKER
Kanker ternyata menjadi penyakit urutan pertama yang membuat pasiennya menjadi "kantong kering" alias bangkrut. Dalam konferensi Global para ahli kanker di China, penyakit kanker adalah penyebab utama kematian di China (sumber: Kompas.com, Selasa 12 Agst 2010)
Laporan American Cancer Society bahwa kanker mengurangi produktifitas penderitanya lebih besar dibandingkan AIDS.
 
Data Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta dari 400 pasien baru/tahun yang mengalami kematian akibat kanker leher rahim mencapai 66%.
Sumber data dari RS Jantung Harapan Kita, RS Siloam Kebun Jeruk, RS PIK, RS Darmais, Hasil Diskusi Simposium Breast Cancer Update RS Royal Taruma, hasil diskusi para dokter spesialis Bedah Tumor Onkology (2012)
 
Menurut Rachel Nugent dari Center for Global Development, penyakit kronis seperti Kanker, Penyakit Jantung dan Diabetes menyebabkan 60 persen kematian di seluruh dunia, namun dana yang diperuntukkan sampai 3 persen.
untuk menanggulanginya tidak Mahalnya biaya pengobatan membuat seseorang pasrah karena tidak punya jaminan kesehatan.

Dr. Ulfana memberikan contoh dari 1.200 pasien leukemia atau kanker darah yang disantuni YKI hanya 10- 15 persen saja yang ditanggung oleh Jamkesmas dan 20 persen oleh Askes. Sekitar 60-70% harus bayar sendiri. (sumber : Solusi Keuangan Oke, 22 Nov 2012)
 
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi tumor 4,3 per 1.000 penduduk di Indonesia. Kanker penyebab kematian nomor tujuh setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera, perinatal, dan diabetes. Menurut sistem informasi RS, jenis kanker tertinggi di RS seluruh Indonesia pada pasien rawat inap tahun 2008 adalah kanker payudara (18,4 persen), disusul kanker leher rahim (10,3 persen).

Di Indonesia, 70 persen kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut. Akibatnya, angka bertahan hidup rendah dan menyerap anggaran besar. Data PT Askes, kanker menempati urutan keempat penyerapan biaya rawat jalan dan tindak lanjut pada 2010.

Jumat, 17 April 2015

Bangkrut karena tidak memiliki asuransi ?.



Akhir-akhir ini semakin banyak kita menyaksikan para artis & tokoh menderita berbagai penyakit kritis, Karena biaya pengobatan yang tinggi banyak keluarga kaya jatuh miskin. Artis-artis mengadakan malam penggalangan dana untuk membantu biaya pengobatan Gugun Gondrong, Chrisye maupun Franky Sahilatua.Jika tidak memiliki Asuransi yang cukup maka biaya akan terasa sangat berat dan membebani keluarga serta orang-orang di sekitarnya.Di sela-sela malam amal untuk Franky Sahilatua, Purwacaraka berucap: "Ini diharapkan bisa jadi pelajaran agar tidak terulang kepada musisi atau semua orang. Betapa penting & harusnya ada asuransi itu.Sehingga jika terjadi kejadian seperti ini, bisa ada yang meng-cover," kata Purwacaraka. (detikhot.com).

Sudahkah Anda & keluarga memiliki Asuransi yang MENCUKUPI utk BIAYA PENGOBATAN YG SEMAKIN MAHAL ini? Sudahkah anda memiliki Asuransi yg PERLINDUNGANNYA benar2 sesuai dg KEBUTUHAN HIDUP keluarga Anda tercinta? Penyakit datangnya tiba2 & serba tak terduga dan biayanya seakan2 seperti perampok yg langsung menguras harta benda kita...


Film "Habibie & Ainun" telah memecahkan rekor Perfilman Indonesia, ditonton 1.030.000 penonton hanya dalam 7 Hari. B.J. Habibie dalam bukunya Habibie & Ainun menuliskan bahwa beliau sangat terbantu oleh Perusahaan Asuransi yang meng-cover biaya pengobatan Ibu Ainun Habibie di Jerman.  

Tidak ada orang yang bangkrut karena ber-asuransi, tetapi banyak orang yang bangkrut karena tidak punya asuransi kesehatan & penyakit kritis! “Betapa Penting & Harusnya Asuransi Itu”. 


Jangan sampai Anda dan Keluarga mengalami hal yang sama dengan para artis yang bernasib malang tersebut.

Sudahkah Anda dan keluarga memiliki Asurasnsi yang MENCUKUPI untuk BIAYA PENGOBATAN YANG SEMAKIN MAHAL ini?

Sudahkah anda memiliki Asuransi yang PERLINDUNGANNYA bebar-benar sesuai dengan KEBUTUHAN HIDUP keluarga anda tercinta? 

Penyakit datangnya tiba-tiba dan serba tidak terduka biayanya seakan-akan seperti perampok yang langsung menguras harta benda kita.

Asuransi bukan hanya bisa membantu diri kita sendiri tetapi bisa juga membantu keluarga tercinta kita, apabila kita terkena musibah yang tak terduga.